Minggu, 20 Desember 2015

Strategi Pembelajaran Kooperatif



STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKALAH
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Afiful ikhwan, M.Pd.I


  Oleh :
Abdul Rokhim             ( 2013471908 )
M. Fais Musthofa        ( 2013471939 )

PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIM)
MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG
2015


KATA PENGANTAR  

      Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya  dapat  menyelesaikan  makalah ini.
           Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
           Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
  1. Bapak Nurul Amin M.Ag selaku ketua STAIM Tulungagung. 
  2. Afiful Ikhwan M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran.
  3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
        Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
         Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
                                                                                                                                
Tulungagung,  November 2015
                
                      Penyusun
 
 
DAFTAR ISI
COVER   ...............................................................................................................   i
KATA PENGANTAR   ..........................................................................................   ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................   iii

BAB I        PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah..................................................................   1    
B.     Rumusan Masalah   .........................................................................   2    
                  C.     Tujuan Masalah   .............................................................................   2 

BAB II      PEMBAHASAN
                 STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
                  A.   Pengertian pembelajaran kooperatif   ......................................   3
                  B.   Karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif   .............   4
                  C.   Langkah-langkah pembelajaran kooperatif   ...............................   8
                  D.   Macam-macam metode pembelajaran kooperatif   ........................  10
                  E.   Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif   ..........  13
BAB III   PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................................   12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................   13



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
       Perkembangan peradaban kehidupan manusia secara perspektif menuntut kecakapan hidup sebagaimana trend kebutuhan dalam era kehidupan global saat ini. Interaksi kehidupan manusia terjadi secara global, memungkinkan terjadinya banyak benturan baik yang bersifat budaya maupun kepribadian. Budaya dan kepribadian manusia sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan tingkat pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian, anak sepatutnya mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan global dengan bekal kemampuan interaksi dan kolaborasi yang baik.
     Kurikulum pendidikan nasional tahun 2006, menetapkan prinsip pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan memberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan dengan menegakkan pilar belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling menghargai. Pembelajaran secara konstruktif dapat memberikan pengakuan terhadap pandangan dan pengalaman siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu. Untuk mewujudkan prinsip pelaksanaan kurikulum tersebut di atas, pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi, multimedia dan multiresource.
         Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara di dunia, sehingga sitematikanya dapat diterapkan disemua tingkat pendidikan dan di semua mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetuan Alam (Biologi). Strategi 
        Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dalam berbagai tipe variasi, di antaranya adalah Think-Pair-Share, Students Teams Achievement Devition, Teams Games-Turnament, Jigsaw, dan sebagainya. Tipe pembelajaran tersebut memiliki penekanan yang berbeda tetapi semuanya masih dalam konsep regular dari pembelajaran kooperatif.

B.      Rumusan Masalah

       1.    Apa pengertian pembelajaran kooperatif ?
       2.    Apa karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif ?
       3.    Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif ?
       4.    Apa macam-macam metode pembelajaran kooperatif ?
       5.    Apa saja keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif ?

C.      Tujuan Masalah

        1.    Mengetahui karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif.
        2.    Mengetahuilangkah-langkah pembelajaran kooperatif.
        3.    Mengetahuimacam-macam metode pembelajaran kooperatif.
        4.    Mengetahui keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif.


 
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
              Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
       Gracia mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:  Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti mesin belajar dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan bakar yang menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam empat sampai lima anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen dalam kemampuan dan jenis kelamin; mereka tercampur antara kelas sosial, ras, etnik, dan agama. Siswa dalam tim memberikan hasil pekerjaan masing-masing siswa dalam tim mempelajari apa yang ditugaskan oleh guru sebagai hasil kerja mereka.
  
B.      Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
1.    Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
       Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu :
       1)    Adanya peserta dalam kelompok
       2)    Adanya aturan kelompok
       3)    Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
       4)    Adanya tujuan yang harus dicapai. 
     Menurut suyanti karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut :
     1)  Pembelajaran secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
     2)  Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai 4 fungsi pokok yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menujukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggungjawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
     3)  Kemauan untuk bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, misalnya siswa yang pintar membantu siswa yang kurang pintar.
     4)  Keterampilan bekerjasama
Kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerjasama. Dengan demikan, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi bebagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Menurut Arends bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
          1)    siswa bekerjasam dalam tim untuk mencapai tujuan belajar.
          2)    Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi.
          3)    Jika memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender.
          4)    Sistem rewardnya berorientasi kelompok maupun individu.

 2.    Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
        Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijelaskan dibawah ini.
            1)    Prinsip Ketergatungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu didasari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing pelru membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota kelompok yang tak bisa menyelesaiakan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
             2)    Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugansya. Setiap anggota haru memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap indvidu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
             3)    Interaksi tatap muka (Face to face promtion interaction)
Pembelajatan kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
             4)    Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, mislanya kemampuan mendengarkan dan kemampuan bicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Mislanya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapanya baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru peru terus melatih dan melatih, sampai akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.
              Sedangkan menurut Nur, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 
1)   Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2)  Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3)  Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4)   Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5)  Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6)  Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

C.      Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif      

      Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
 
Karli dan Yuliariatiningsih mengemukakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
  1. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai
  2. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil.
  3. Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok.
  4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya.
Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan sebagai berikut:
  1. Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, guru juga mengorganisir materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok oleh siswa melalui keaktifan semua anggota kelompok.
  2. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses pembelajaran.
  3. Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
  4. Langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya. Guru juga memberikan penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan dan dilatih oleh para siswa dalam kelas.
      
Ibrahim mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:
  1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
  2. Menyajikan informasi.
  3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
  4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
  5. Evaluasi.
  6. Memberikan penghargaan.
Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa pelajaran dimulai yaitu guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. langkah ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu agar siswa dapat termotivasi dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif atau kerja kelompok. Jadi pembelajaran kooperatif sangat positif dalam menumbuhkan kebersamaan dalam belajar pada setiap siswa sekaligus menuntut kesadaran dari siswa untuk aktif dalam kelompok, karena jika ada siswa yang pasif dalam kelompok maka hal itu dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran kooperatif khususnya berkaitan dengan rendahnya kerjasama dalam kelompok.
 
D.      Macam Macam Metode Pembelajaran Kooperatif
     1.  STAD (Student Teams Achievement Divisions)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif learning yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk premulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.
Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya.
Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan waktu 3-5 periode.
     2.  TGT (Team Game Tournament)
Metode ini menggunakan pelajaran yang sama seperti dalam STAD, menggantikan kuis dengan turnamen mingguan. Dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbang poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang siswa yang memiliki rekor nilai matematika terakhir yang sama.
Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapat 60 poin untuk timnya. Tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya. Ini berarti bahwa merekayang berprestasi rendah (bermain dengan yang berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi tinggi (bermain dengan yang berprestasi tinggi juga) keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
     3.  TAI (Team Assisted Individualization)
TAI menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang bebeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual. Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri.
Para siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena mereka menginginkan tim mereka berhasil. Tanggungjawab individu bisa dipastikan hadir karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor akhir, dan siswa melakukan tes akhir tanpa bantuan satu tim.
     4.  CIRC (Cooperative Inegrated Reading and Composition)
Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita.
Madden, Slavin, dan Steven berpendapat bahwa “CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah.” Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa mengikuti serangkaian pengajaran guru, praktik tim, pra nilai tim, dan kuis.
     5.  JIGSAW
Elliot Aronson dalam buku Robert E. Slavin  berpendapat bahwa: metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu model pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas penguasaan bagian dari materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lainnya.
Jigsaw merupakan sebuah teknik dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan sesuatu ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disinggkat atau “dipotong” dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
E.      Keunggulan dan Kelemahan SPK
1)  Keunggulan SPK
     Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya:
  1. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.
  2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
  3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
  4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
  5. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
  6. Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
  7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
  8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

2)  Kelemahan SPK
     Disamping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantranya:
  1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, meraka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklm kerja sama dalam kelompok.
  2. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
  3. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
  4. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
  5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.

BAB III
    PENUTUP 

Kesimpulan

1.    Karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
       1)   karakteristiknya :
              a.    Pembelajaran secara tim
              b.    Didasarkan pada manajemen kooperatif
              c.    Kemauan untuk bekerjasama
              d.    Keterampilan bekerjasama
       2)   Prinsip-prinsipnya :
              a.    Prinsip Ketergatungan Positif (Positive Interdependence)
              b.    Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
              c.    Interaksi tatap muka (Face to face promtion interaction
              d.    Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
 
2.    Langkah-langkah pembelajaran kooperatif :
  1.  Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai.
  2. Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil.
  3. Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok.
  4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya.
3.    Macam-macam metode pembelajaran kooperatif :
  • STAD (Student Teams Achievement Divisions)
  • TGT (Team Game Tournament)
  • TAI (Team Assisted Individualization)
  • CIRC (Cooperative Inegrated Reading and Composition)
  • JIGSAW
4.    Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran kooperatif
       a.    Keunggulannya :
  1. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain. 
  2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 
  3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 
  4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 
  5. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. 
  6. Melalaui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berparktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. 
  7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil). 
  8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
       b.    Kelemahannya :
  1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, meraka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklm kerja sama dalam kelompok. 
  2. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. 
  3. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. 
  4. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. 
  5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.


DAFTAR PUSTAKA

Muchlisin Riadi, Pembelajaran Kooperatif, dalam  http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 11 oktober 2012 pukul 21.40 wib
Gracia, Ricardo, L. 1991. Teaching in a Pluralistic Sosiety. New York: Harpercollins Publisher.
Yusminiwati, Karakteristik Pembelajaran Kooperatif, dalam http://www.kompasiana.com/yus_mini/karakteristik-pembelajaran-kooperatif_552e2a5e6ea8349c128b456b diunggah pada 24 juni 2015 pukul 09.15 wib
Soraya Dwi Kartika,  Strategi Pembelajaran Kooperatif, dalam http://sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 14 november 2013 pukul 04.13 wib
Muhammad Risal, Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif, dalam http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 27 juni 2011 pukul 04.50 wib
Andrean Perdana, Macam Macam Metode Pembelajaran Kooperatif dalam materiinside.blogspot.co.id/2014/05/macam-metode-pembelajaran-kooperatif.html diunggah pada 09 mei 2014 pukul 20.40 wib
Slavin, E Robert. 1995. Educational Psycology. United States of America: Allan and Bacon.