Sabtu, 15 November 2014

Tafsir bil Ma'tsur, bir Ra'yi, dan Isyari


TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
MAKALAH
(Kelompok 1)
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an II
Dosen Pengampu :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I


Oleh :
Abdul Rokhim           2013471908
Arfian kurniawan     2013471916
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER III
                     SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM                   
MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG
Oktober 2014


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Ulumul Qur’an II tentang tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan tafsir isyari.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW besertakeluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1.      Bapak Nurul Amin M.Ag selaku ketua STAIM Tulungagung.
2.      AfifulikhwanM.Pd.I selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an II.
3.      Rekan-rekan Mahasiswa-Mahasiswi yang telah membantu terselesainya tugas makalah ini.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
Tulungagung, 06 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR   ...................................................................................... i
DAFTAR ISI  .................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah.................................................... ......... 1    
B.     Rumusan Masalah   ........................................................... ......... 2    
C.     Tujuan Masalah.................................................................. ......... 2    
BAB II    PEMBAHASAN
                 TAFSIR BIL MA’TSUR, BIR RA’YI DAN ISYARI
A.     Pengertian tafsir bil ma’tsur, bir ra’yi dan isyari   ............................. 3
1.      Tafsir bil ma’tsur   ................................................................. 3
2.      Tafsir bir ra’yi   ..................................................................... 5
3.      Tafsir isyari   ......................................................................... 6
B.     Karakteristik tafsir bil ma’tsur, bir ra’yi dan isyari   ...................... 7
1.      Tafsir bil ma’tsur   ................................................................. 7
2.      Tafsir bir ra’yi   ..................................................................... 7
3.      Tafsir isyari   ......................................................................... 9
C.     Tokoh tokoh tafsirbil ma’tsur, bir ra’yi dan isyari.......................... 10
BAB III   PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Al Qur'an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al Qur`an juga menjadi penjelasan, dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an tersebut.
Perkembangan hidup manusia mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan akal pikirannya. Hal ini jelas mempunyai pengaruh dalam pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Pada abad pertama Islam, para ulama sangat berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan sebagian para ulama bila ditanya mengenai satu ayat, mereka tidak memberikan jawaban apapun.
Namun pada abad-abad berikutnya, sebagain besar ulama berpendapat bahwa setiap orang boleh menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an selama ia memiliki syarat-syarat tertentu seperti : pengetahuan bahasa yang mencakup Nahwu, Sharaf, Balaghah, juga Ilmu Ushuluddin, Ilmu Qira’ah, Asbab al-Nuzul, Nasikh-Mansukh, dan lain sebagainya.
Sejarah penafsiran Al-Qur’an dimulai dengan menafsirkan ayat-ayatnya sesuai dengan hadits-hadits Rasulullah Saw, atau pendapat para sahabat. Penafsiran demikian terus berkembang sehingga dengan tidak disadari telah bercampur dengan hal-hal yang berbau Israiliyat (kisah-kisah yang bersumber dari ahli kitab yang umumnya tidak sejalan dengan kesucian agama atau pemikiran yang sehat). Hal ini mengakibatkan sebagian ulama menolak penafsiran yang menggambarkan pendapat-pendapat penulisnya atau menyatukan pendapat-pendapat tersebut dengan hadits-hadits atau pendapat-pendapat para sahabat yang dianggap benar.


Demikianlah hingga kemudian muncul beraneka corak tafsir, ada yang berdasarkan nalar penulisnya saja, ada pula berdasarkan riwayat-riwayat, ada pula yang menyatukan antara keduanya.
B.     Rumusan masalah
1)      Apa pengertian Tafsir Bil Ma’tsur, Tafsir Bir Ra’yi dan Tafsir Isyari ?
2)      Apa saja karakteristik dari Tafsir Bil Ma’tsur, Tafsir Bir ra’yi dan Tafsir Isyari ?
3)      Siapa saja tokoh-tokoh Tafsir Bil Ma’tsur, Tafsir Bir Ra’yi dan Tafsir Isyari ?

C.    Tujuan
1)      Memahami cara penafsiran dengan Tafsir Bil Ma’tsur, Tafsir Bir Ra’yi dan Tafsir Isyari.
2)      Dapat mengetahui maksud dari ayat yang di tafsirkan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Tafsir Bil Ma’tsur, Bir Ra’yi dan Isyari
1.      Tafsir Bil Ma’tsur
Dinamai dengan bil ma’tsur (dari kata “atsar” yang berarti sunnah, hadits, jejak, peninggalan) karena dalam melakukan penafsiran, seorang mufassir menelusuri jejak atau peninggalan masa lalu dari generasi sebelumnya, hingga kepada Nabi SAW.[1]
Tafsir bil ma’tsur adalah metode penafsiran dengan cara mengutip atau mengambil rujukan pada Al-Qur’an , Hadist Nabi, kutipan Sahabat serta Tabi’in.[2] Ditafsirkan dengan Sunnah karena ia berfungsi menjelaskan Kitabullah, dengan perkataan Sahabat karena merekalah yang paling mengetahui Kitabullah, atau dengan apa yang dikatakan tokoh-tokoh besar Tabi’in karena pada umumnya mereka menerimanya dari para sahabat.
1)      Penafsiran Al-qur’an dengan Al-qur’an
Contoh, seperti firman Allah :
وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ
Artinya : “Demi langit dan yang datang dimalam hari”. (QS. Ath- Thariq : 1).[3]
النَّجْمُ الثَّاقِبُ
Artinya : “Ialah bintang yang bercahaya”. QS. Ath-Thariq : 3

Kemudian firman Allah ‘Azzawajalla :
فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ
Artinya: “Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari tuhannya (ia mohon ampun), lalu Allah menerima tobatnya”. QS. Al-Baqarah : 37.[4]
Ditafsirkan dengan firman Allah :
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : “Keduanya berkata, ya tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, jika engkau tidak ampuni kesalahan kami dan tidak engkau kasihi kami, tentulah kami orang yang merugi”. QS. Al-A’raf : 23.
Penafsiran Al-qur’an dengan Al-qur’an adalah bentuk tafsir yang tertinggi. Keduannya tidak diragukan lagi untuk diterimanya yang pertama, karena Allah SWT. Adalah sumber berita yang paling benar, yang tidak mungkin tercampur perkara batil dari-Nya. Adapun yang kedua, karena himmah Rasul adalah Al-qur’an, yakni untuk menjelaskan dan menerangkan.[5]
2)      Penafsiran Al-qur’an dengan Hadits
Allah ‘Azzawajalla berfirman :
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ
Artinya : “Hendaklah kamu sediakan untuk melawan mereka, sekedar tenaga kekuatanmu … “. QS. Al-Anfal : 60.
Nabi SAW menafsirkan kata Al-quwwah ( قُوَّةٍ ) dengan Ar-Ramyu ( الرَّمْيُ ) yang artinya panah. Sabda Nabi : “ingat, sesungguhnya kekuatan adalah anak panah, ingat, sesungguh-Nya kekuatan adalah anak panah”.
3)      Tafsir sahabat, tabi’in
Sesungguhnya tafsir, para sahabat yang telah menyaksikan wahyu dan turunnya adalah memiliki hukuman marfu’ artinya, bahwa tafsir para sahabat mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan Hadits Nabawi yang diangkat dari Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, tafsir sahabat itu termasuk ma’tsur.[6]
Adapun tafsir para tabi’in dan ada perbedaan pendapat dikalangan ulama. Sebagian ulama berpendapat, tafsir itu termasuk ma’tsur, karena tabi’in itu bejumpa dengan sahabat. Ada pula yang berpendapat, tafsir itu sama saja dengan tafsir bir ra’yi (penafsiran dengan pendapat). Artinya, para tabi’in itu mempunyai kedudukan yang sama dengan mufassir yang hanya menafsirkan berdasarkan kaidah bahasa arab.
2.      Tafsir Bir Ra’yi
Secara etimologi, ra’yi berarti keyakinan (I’tiqad), analogi (qiyas), dan ijtihad. Dan ra’yi dalam terminologi tafsir adalah ijtihad.[7]Tafsir bir ra’yi ialah tafsir yang didalam menjelaskan maknanya atau maksudnya, mufassir hanya berpegang pada pemahamannya sendiri, pengambilan kesimpulan (istinbath) pun didasarkan pada logikanya semata.[8]Kategori penafsiran seperti ini dalam memahami Al-Qur’an tidak sesuai dengan ruh syari’at yang didasarkan pada nash-nashnya.
Tafsir bil ra’yi ada setelah berakhir masa salaf sekitar abad 3 H dan peradaban islam semakin maju dan berkembang, sehingga berkembanglah berbagai madzhab dan aliran di kalangan umat islam. Masing-masing golongan berusaha menyakinkan umat islam dalam rangka mengembangkan paham mereka. Didukung dengan banyaknya para ahli tafsir yang telah menguasai berbagai disiplin ilmu, maka pada proses penafsiran mereka cenderung memasukkan hasil pemikiran serta pembahasan tersendiri yang berbeda dengan penafsir lain. Contohnya ada yang cenderung pada ilmu balagh (imam al Zamakhsyari) , pembahasan aspek hukum syariah (imam al-Qurtuby) karena individulisme seperti inilah banyak penafsir yang sampai mengesampingkan tafsir yang sesungguhnya karena sibuk memasukkan idenya masing-masing.
3.      Tafsir Isyari
Tafsir isyari adalah penafsiran Al-Qur’an yang berlainan menurut zahir ayat karena adanya petunjuk-petunjuk yang tersirat dan hanya diketahui oleh sebagian ulama’ atau hanya diketahui oleh orang-orang yang mengenal Allah.[9]Dalam tafsir ini, para mufassir berpendapat dengan makna lain tidak sebagaimana yang tersurat daalm Al-Qur’an, tetapi penanfsiran tersebut tidak diketahui oleh setiap insan, kecuali mereka yang hatinya telah dibukakan dan disinari oleh Allah, dan termasuk golongan orang yang saleh.
Salah satu contoh bentuk penafsiran secara Isyari pada surat Al Baqarah ayat 67
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً
Yang mempunyai makna zhahir adalah “......Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina...” tetapi dalam tafsir Isyari diberi makna dengan “....Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih nafsu hewaniah...”.
B.       Karakteristik tafsir bil ma’tsur, tafsir bir ra’yi dan isyari
1.      Tafsir bil ma’tsur
Dan dapat diketahui juga bahwa tafsir bil ma’tsur mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:[10]
a)      Tafsir Al-Quran yang dibatasi dengan menggunakan Al-Quran, sunah nabi, tafsir sahabat, dan tafsir tabiin saja.
b)      Bukan tafsiran setelah masa tabiin, karena sudah tercampur dengan ra’yi atau rasio manusia yang dipengaruhi keadaan sekitarnya.
c)      Jelas riwayat dan sanad-sanadnya.
Ada empat hal yang menjadi sumber penafsiran bi al-ma’tsur:
a)      Al-Quran, hanya Al-Quran sendiri yang dipandang sebagai penafsir terbaik terhadap Al-Quran.
b)      Hadits nabi Muhammad SAW, yang berfungsi sebagai mubayyin (penjelas) Al-Quran.
c)      Penjelasan sahabat, yang dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui Al-Quran.
d)     Penjelasan tabi’in, yang diaggap sebagai orang yang bertemu langsung dengan sahabat nabi.
2.      Tafsir bir ra’yi
Tafsir ini mempunyai karakteristik antara lain :
1.      Penafsiranya menerapkan rasio sebagai titik tolak
2.      Terlihat lebih dapat dipahami bila dikatakan dengan masa sekarang
3.      Tafsirnya akan terus berubah sesuai dengan corak zaman
4.      .tidak berdasarkan pada apa yang dinukilkan dari sahabat atau tabi’in

Kekuatan dan Kelemahan Metode Tafsir bil ra’yi

1.    Kekuatan
a.       Sesungguhnnya Allah SWT telah memerintahkan kepada kita agar hendaknya suka merenungkan Al-Qur'an, memperhatikan ayat-ayat dan supaya mendapat peringatan orang-orang yang berakal" (QS.Shad:29).
b.      Allah memerintahkan kepada orang-orang yang hendak menggali hukum agar kembali kepada ulama'. sebagaimana telah dijelaskan dalam firman-Nya yang Artinya: kalau mereka serahkan hal itu kepada rasul atau pada orang yang mempunyai urusan di anatar mereka, niscaya orang-orang yang meneliti di antara mereka mengetahui akan hal ini (QS.An-Nisa:83). Istinbath berarti menggali dan mengeluarkan makna-makna yang mendalam yang terdapat di lubuk hati. Istinbath itu hanya bisa dilakukan dengan ijtihad dan menyelami rahasia-rahasia Al-Qur'an.
c.       Kalau tafsir dengan ijtihad tidak diperbolehkan, tentunya ijtihad pun tidak diperbolehkan, dan tentu saja banyak hukum yang tidak tergali, sungguh ini tidak benar.

2.    Kelemahan 
a.       Sesungguhnya tafsir bir-ra'yi adalah mengatakan sesuatu tentang kalamullah tanpa berdasarkan suatu ilmu, ini jelas dilarang. Sebagaimna yang disinggung dalam firman Allah SWT Artinya: ….. dan (supaya kamu) mengadakan perkataan Allahtentang sesuatu yang tidak kamu ketahui.
b.      Adanya ancaman sebagaimana tersebut dalam hadis bagi orang yang menafsirkan Al-Qur'an dengan pendapatnya, yaitu sabda nabi SAW, yang Artinya : takutlah engkau mengadakan perkataan terhadapku, kecuali apa yang engkau tahu. barangsiapa berdusta atas aku dengan sengaja, maka ambil saja tempat duduknya di neraka. Dan barangsiapa berkata tentang al-Qur'an dengan pendapatnya, maka ambillah saja tempat duduknya di neraka (HR at-Turmudzi).
c.       Firman Allah SWT Artinya : Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan (al-Qur'an), supaya engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka, mudah-mudahan mereka memikirkannya (QS.an-Nahl;44), Pada ayat itu Allah menyandarkan keterangan kepada rasulullah SAW, karena itu dapatlah diketahui bahwa tidak ada bagi selain beliau yang mampu memberikan keterangan terhadap makna-makna al-Qur'an
d.      Para sahabat dan tabi'in tidak mau berkata sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapat mereka. Telah diriwayatkan dari Ash-Shidiq, sesunggunya dia berkata: Artinya: di langit mana aku bernaung dan di bumi mana aku berpijak? bila aku berkata sesuatu tentang al-Qur'an dengan pendapatku, atau berkata tentang al-Qur'an dengan sesuatu yang tidak kuketahui?
3.      Tafsir isyari
1.      Penafsiranya dalam al.quar’an al.karim tidak seperti zahirnya
2.      Penafsiranya dengan suara hati nurani’
3.      Penafsiranya hanya dapat di pahami bagi orang yang berilmu karna terdapat kesamaran dalam penafsiranya

Tokoh-tokoh tafsir bil ma’tsur, bir ra’yi dan isyari
1.      Tafsir bil ma’tsur
1)      Ibnu Jarir at-Tabari
Nama lengkap at-Tabari adalah Abu Ja’far Muhammad Ibnu Ja’far Ibnu Yazid Ibnu Kas|ir.
2)      Ibnu Katsir.
Nama lengkap Ibnu Katsir ialah Abul Fida ‘Imaduddin Isma’il bin syeh Abi Haffsh Syihabuddin Umar bin Katsir bin Dla`i ibnu Katsir bin Zarâ` al-Qursyi al-Damsyiqi.


3)      As Suyuthy.
Nama lengkap beliau adalah Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq Al-Khudhari As-Suyuthi, yang diberi gelar Jalaluddin atau Abul Fadhl.
Tafsir bir ra’yi
1)      Az-Zamakhsyari.
Nama lengkap Az-Zamakhsyari adalah Abul Qasim Mahmud Bin Umar Al-Khawarizmi Az-Zamakhsyari.
2)      Fakhruddin Ar-Razi
Nama lengkap Imam Fakhruddin Ar-Razi adalah Shaikh Al-Islam Muhammad bin Umar bin bin Al-Hasan At-Tamimy Al-Bakry Al-Qurasyi At-Tibristani Ar-Razi Asy-Syafi’i Al-Asy’ari.
3)      Al Qurthubi
Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi al-Qurthubi.
4)      Tafsir isyari
1)      Al-Alusi lahir dari keluarga besar yang terpelajar di Baghdad pada tahun 1217 H / 1802 M. Nama lengkapnya adalah Abu Tsana’ Syihab al-Din al-Sayyid Mahmud Afandi al-Alusi al-Baghdadi.
2)      Al-Allamah As-Sulamikaryanya adalah Haqa’iq At-Tafsir.
3)      Al-Naisaburykaryanyaadalah Tafsir al-Qur’an al-Azhim.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Tafsir bil ma’tsur adalah metode penafsiran dengan cara mengutip atau mengambil rujukan pada Al-Qur’an , Hadist Nabi, kutipan Sahabat serta Tabi’in.
2.      Tafsir bir ra’yi ialah tafsir yang didalam menjelaskan maknanya atau maksudnya, mufassir hanya berpegang pada pemahamannya sendiri, pengambilan kesimpulan (istinbath) pun didasarkan pada logikanya semata.
3.      Tafsir isyari adalah penafsiran Al-Qur’an yang berlainan menurut zahir ayat karena adanya petunjuk-petunjuk yang tersirat dan hanya diketahui oleh sebagian ulama’ atau hanya diketahui oleh orang-orang yang mengenal Allah.
4.      TafsirBil Ma’tsurmempunyaikarakteristiksebagaiberikut:
1.      Tafsir Al-Quran yang dibatasidenganmenggunakan Al-Quran, sunahnabi, tafsirsahabat, dantafsirtabiinsaja.
2.      Bukantafsiransetelahmasatabiin,karenasudahtercampurdenganra’yiataurasiomanusia yang dipengaruhikeadaansekitarnya.
3.      Jelasriwayatdansanad-sanadnya.
5.      Tafsir Bir Ra’yi mempunyai karakteristik antara lain :
1.      Tidak panjang lebar
2.      Menggunakan model tanya jawab dengan kata-kata
3.      Penafsiranya menerapkan rasio sebagai titik tolak
4.      Terlihat lebih dapat dipahami bila dikatakan dengan masa sekarang
5.      Tafsirnya akan terus berubah sesuai dengan corak zaman
6.      tidak berdasarkan pada apa yang dinukilkan dari sahabat atau tabi’in
6.      Tafsir isyari
1.      Penafsiranya dalam al.quar’an al.karim tidak seperti zahirnya
2.      Penafsiranya dengan suara hati nurani
3.      Penafsiranya hanya dapat di pahami bagi orang yang berilmu karna terdapat kesamaran dalam penafsiranya


7.      Tokoh-tokoh tafsir bil ma’tsur :
1.      Ibnu Jarir at-Tabari
2.      Ibnu Katsir
3.      As Suyuthy
8.      Tokoh-tokoh tafsir bir Ra’yi :
1.      Az-Zamakhsyari
2.      Fakhruddin Ar-Razi
3.      Al Qurthubi
9.      Tokoh-tokoh tafsir isyari :
1.      Al-Alusi
2.      Al-Allamah As-Sulami
3.      Al-Naisabury



DAFTAR PUSTAKA

http://agrinaa.blogspot.com/2012/12/makalah-al-quran-metode-tafsir-bil.htmldiakses  pukul 10.36 tgl 06/10/2014
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Kitab Ushul fit Tafsir, hal.27
 Al-Kamil, departemen agama edisi tahun 2002, diterbitkan oleh CV Darus Sunnah
Al-Kamil, departemen agama edisi tahun 2002, diterbitkan oleh CV Darus Sunnah

http://studipemikiranquranhadist.wordpress.com/2013/11/29/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bil-rayi/ pukul 10.26 tgl 06/10/2014
http://studipemikiranquranhadist.wordpress.com/2013/11/29/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir- bil-rayi/ diakses pukul 10.26 tgl 06/10/2014

http://ruzirahmawati.blogspot.com/2011/11/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bi-rayi.html diakses pukul 10.31 tgl 06/10/2014
http://agrinaa.blogspot.com/2012/12/makalah-al-quran-metode-tafsir-bil.html diakses pukul 10.36 tgl 06/10/2014


1http://agrinaa.blogspot.com/2012/12/makalah-al-quran-metode-tafsir-bil.htmldiakses pukul 10.36 tgl 06/10/2014
[2]Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Kitab Ushul fit Tafsir, hal.27
[3]Al-Kamil, departemen agama edisi tahun 2002, diterbitkan oleh CV Darus Sunnah
[4]Ibid.Al-Kamil, departemen agama edisi tahun 2002, diterbitkan oleh CV Darus Sunnah
[5]http://studipemikiranquranhadist.wordpress.com/2013/11/29/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bil-rayi/ pukul 10.26 tgl 06/10/2014
[6]http://studipemikiranquranhadist.wordpress.com/2013/11/29/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bil-rayi/ diakses pukul 10.26 tgl 06/10/2014
[7]http://ruzirahmawati.blogspot.com/2011/11/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bi-rayi.html diakses pukul 10.31 tgl 06/10/2014
[8]http://mezazainul.blogspot.com/2012/03/al-tafsir-bi-al-matsur-dan-al-tafsir-bi.html diaksespukul 10.57 tgl 06/10/2014
[9]http://makalahfull.blogspot.com/2013/05/tafsir-isyari.html pukul 11.03 tgl 06/10/2014
[10]http://agrinaa.blogspot.com/2012/12/makalah-al-quran-metode-tafsir-bil.html diaksespukul 10.36 tgl 06/10/2014